Identifikasi Kerajaan Samudera Pasai- Letak Geografis, Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keistimewaannya

 

    Hai temen-temen! Kali ini aku dapet tugas mapel Sejarah Indonesia loh, tugasnya membuat blog dari materi yang udah dirangkum minggu lalu. Materinya mengenai kerajaan islam yang ada di Indonesia dan disini aku mengambil materi Kerajaan Samudera Pasai. Yuk kita simak bareng-bareng materinya!



Kerajaan Samudera Pasai

    Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan islam pertama yang ada di Indonesia. Dalam buku Islamisasi dan perkembangan kerajaan-krajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik As Saleh pada sekitar 1267 M.
    Samudera Pasai memiliki corak ekonomi perdagangan dan maritim. Kerajaan ini mempunyai pelabuhan dan kota dagang internasional. Sehingga memberikan pemasukan yang besar bagi kerajaan ini. 
    Menurut Tom Pires, Samudera Pasai mencapai puncaknya pada awal abad ke-16. Kerajaan ini mengalami kemajuan di berbagai bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, pemerintahan, keagamaan dan terutama ekonomi perdagangan. 

letak Geografis
    Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia, yang terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai Psangan (Pasai). Pada muara sungai tersebut terdapat dua kota, yaitu Samudra (agak jauh dari laut) dan Pasai yang merupakan kota di pesisir pantai.

Sumber: museumnusantara.com


Kehidupan Politik
        Kerajaan Samudra Pasai dibangun oleh Marah Silu. Dia berhasil mempersatukan Samudra dan Pasai. Marah silu memeluk agama Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Makkah. Pada tahun 1285, Marah silu kemudian dinobatkan menjadi sultan dengan gelar Sultan Malik As Saleh.
        Setelah Sultan Malik As Saleh wafat pada tahun 1297, jabatan sultan kemudian diteruskan oleh putranya yaitu Sultan Malik At Thahir. Sultan Malik At Thahir memiliki dua orang putra, yaitu Mahmud dan Malik Al Mansyur. Kedua orang putranya itulah yang kemudian mewarisi tahta kerajaan, kemudian ibu kota kerajaan dipindahkan ke Lhokseumawe. Pemegang kekuasaan selanjutnya adalah Sultan Ahmad Perumadat Perumal. Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai telah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Delhi (India). Hal tersebut dibuktikan ketika Muhammad Tughlug dari India pada tahun 1345 mengirimkan utusannya, Ibnu Batutah ke Cina. Ia singgah terlebih dahulu di Samudra Pasai. Sekembalinya dari Cina pada tahun 1346, Ibnu Batutah singgah lagi di Samudra Pasai dan diterima dengan baik oleh Sultan Ahmad.


Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya
        Karena letaknya yang sangat setrategis, Samudra Pasai berkembang dengan cepat menjadi pusat perdagangan dengan pusat studi Islam yang ramai. Banyak pedagang dari berbagai daerah seperti di Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina yang berdatangan di Samudra Pasai. 
        Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah mendapat serangan dari Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Setelah majapahit meyakini adanya hubungan antara Samudra Pasai dengan Kesultanan Delhi di India, pada tahun 1349 Samudra Pasai diserang dan mengalami kehancuran. Sejak itu, samudra Pasai makin mundur dan diperparah dengan berpindahnya pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Pada akhirnya Samudra Pasai dapat ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.

Keistimewaan Kerajaan Samudera Pasai
        Peran penting Kerajaan Samudera Pasai dalam penyebaran agama Islam di Pulau Sumatera adalah dalam bidang perdagangan, karena dengan letaknya yang sangat strategis banyak para pedagang Arab yang datang ke Kerajaan Samudera Pasai. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya penyebaran agama Islam dengan mudah dan sangat pesat.
        Kerajaan Samudera Pasai juga memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. Kerajaan Malaka, menjadi kerajaan yang bercorak islam karena amat erat hubungannya dengan Kerajaan Samudera Pasai. 
        Dalam bidang keagamaan, Ibnu Batuta menjelaskan bahwa Kerajaan Samudera Pasai juga dikunjungi oleh para ulama dari Persia, Suriah, dan Isfahah. Dalam catatan Ibnu Batuta, disebutkan bahwa Sultan Samudera Pasai sangat taat terhadap agama Islam yang bermazhab Syafi'i. Beliau juga selalu dikelilingi oleh para teologi Islam.


        Nah, kira-kira segitu aja yang aku sampaikan di blog ini mengenai Kerajaan Samudera Pasai ya... Sebenernya masih banyak loh, kerjaan Islam lainnya yang sangat berpengaruh bagi perkembangan agama Islam di Indonesia... Kalian bisa baca di buku, cari di internet, tanya ke sumbernya langsung juga bisa... 
        Sekian dulu dari aku, tetap jaga kesehatan & selalu bahagia ya!

        Terima kasih... 

Nama            : Aisha Adinda Satyarani
Kelas            : X MIPA 1
No. Absen    : 01

Komentar